Lingkungan Eksternal Organisasi Pendidikan
Lingkungan
Eksternal Organisasi Pendidikan
Disususun Untuk Memenuhi Tugas Manajemen
Strategik
Dosen Pengampu:
Dr. H. Mulyono, M.A.
Disusun Oleh Kelompok 7:
1.
Ahmad Riya Dhuha (15170001)
2.
Fitri Handayani (15170006)
3.
Mutiah Khoirun Aswaja (15170010)
4.
Mohammad Jalil Ihsan (15170023)
Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang
Desember 2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakaaatuh
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan
Semesta Alam yang telah memberikan taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada
Penulis sehingga Penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini bisa berjalan
tanpa adanya hambatan yang di luar kemampuan.
Shalawat beserta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Agung kita Muhammad SAW, yang telah membawa risalah
dari Allah SWT terutama nabi yang telah membawa mu’jizat-Nya yang berupa
Al-Qur’an, yang dengannya bisa Penulis memperoleh petunjuk dan segala macam
ilmu.
Untuk yang selanjutnya Penulis
mengucapkan terima kasih kepada segenap rekan-rekan Penulis, terutama kepada
dosen matakuliah Manajemen
Strategik Bapak Dr. H. Mulyono, M.A. yang telah
memberi tugas dan bimbingan kepada Penulis, sehingga makalah “LINGKUNGAN EKSTERNAL ORGANISASI
PENDIDIKAN” dapat tersusun dengan baik dan terselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam
makalah ini Penulis masih banyak terdapat kesalahan yang itu memang kelemahan
dari Penulis, untuk itu, Penulis mohon untuk diberikan kritik dan saran untuk
kemajuan Penulis khususnya dan rekan-rekan umumnya.
Penulis berharap, semoga makalah ini
bermanfaat. Amiin.
Malang,
13 Desember 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR
ISI........................................................................................................... ii
BAB I ...... PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................ 2
BAB II ..... PEMBAHASAN
A.
Pengertian Lingkungan
Eksternal................................................... 3
B. Pengertian Organisasi...................................................................... 4
C. Faktor- Faktor Eksternal Organisasi .............................................. 5
D.
Permasalahan Lingkungan Eksternal Terhadap Lembaga
Pendidikan...................................................................................... 7
BAB III ... PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 15
B. Saran............................................................................................ 15
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan perkembangan zaman di dunia
pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola
pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih moderat. Hal
tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi
hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan
konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan
yang sesungguhnya.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar
peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Dalam suatu kegiatan usaha yang berskala
besar maupun kecil pun, perlu adanya kehati-hatian dan kesiapan dalam
menentukan suatu kebijakan sehingga nantinya kendala serta resiko usaha yang timbul
akan dapat diantisipasi seminimal mungkin.
Apalagi dalam dunia pendidikan yang
memiliki kompleksitas permasalahan yang cukup rumit serta berbagai pengaruh
yang besar bagi berlangsungnya kegiatan blajar mengajar dan hasil yang
diharapkan. Tentunya di perlukan suatu analisa yang yang jeli serta
strategi-strategi yang tepat dalam pengambilan suatu keputusan. Pengambilan
suatu keputusan dalam tingkatan manajer maupun top manajeman sangat di
pengaruhi oleh berbagai faktor. Baik faktor internal maupun eksternal.
Lingkungan eksternal dan lingkungan
internal mempunyai peran yang cukup penting dalam usaha pengambilan keputusan
guna mewujudkan visi misi lembaga pendidikan Islam yang diinginkan. Interaksi
antar lingkungan internal maupun eksterrnal akan sangat mempengaruhi kemampuan
serta strategi-strategi penting bagi para pengambil keputusan.
Oleh Karena itulah perlu adanya pemahaman
serta pengetahuan tentang kondisi serta hal-al apa saja yang perlu diperhatikan
dalam pengambilan keputusan khususnya tentang lingkungan eksternal yang
nantinya akan dibahas pada makalah kami ini.
B. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan
eksternal?
2. Apa yang dimaksud dengan
Organisasi?
3. Apa saja faktor-faktor lingkungan eksternal?
4.
Bagaimana permasalahan lingkungan
eksternal tehadap lingkungan pendidikan?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan lingkungan eksternal;
2. Untuk mengetahui apa dimaksud dengan
Organisasi;
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor lingkungan eksternal, dan;
4. Untuk mengetahui permasalahan lingkungan
eksternal terhadap lingkungan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian lingkungan
eksternal
Lingkungan eksternal atau
lingkungan yang berada di luar organisasi. Bukti nyata oraganisasi tidak akan
luput dari lingkungan eksternal adalah organisasi mendapatkan input (bahan
baku, uang, tenaga kerja) dari lingkungan eksternal, kemudian ditransformasikan
menjadi produk dan jasa sebagai output bagi lingkungan eksternal.
Oleh sebab itu sudah
seharusnya para manajer tidak hanya memusatkan perhatiannya pada lingkungan
internal organisasi, tetapi juga menyadari pentingnya pengaruh lingkungan
eksternal terhadap organisasi yang dikelolanya. Manajer harus mempertimbangkan
unsur-unsur dan kekuatan-kekuatan lingkungan eksternal dalam setiap
kegiatannya. Manajer harus mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi,
mendiagnosa dan bereaksi terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan, baik berupa
kesempatan-kesempatan, risiko-risiko, maupun ancaman-ancaman, yang mempunyai
pengaruh pada operasi organisasi atau perusahaan.
Manajemer dituntut untuk selalu bersikap tanggap dan adaptif,
selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Manajer perlu
menentukan cara atau pendekatan yang akan memungkinkannya menjaga dan
mengembangkan organisasi dalam lingkungan yang selalu berubah. Dengan
pendekatan sistem dan contingency,
Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur diluar organisasi, yang sebagian
besar tidak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh
manajer.
Organisasi mendapatkan masukan-masukan
(input) yang dibutuhkan, seperti bahan baku, dana tenaga kerja dan energi daril
ingkungan eksternal, menstranformasikan menjadi produk dan jasa, dan kemudian
menghasilkan keluaran-keluaran (output) kepada lingkungan eksternal.
Secara unsur lingkungan
eksternal terbagi menjadi 2. Yaitu:
1.
Berpengaruh langsung (lingkungan eksternal mikro) terdiri dari; para
pesaing (competitors), pemasok/penyedia (suppliers), pelanggan (customers),
lembaga-lembaga keuangan (financial intitutions),
pasar tenaga kerja (labour supply), dan perwakilan-perwakilan pemerintah (government councils),
2.
Berpengaruh tidak langsung (lingkungan eksternal makro), mencakup; teknologi (technology), ekonomi
(economy), politik (politic) dan sosial
(social), yang mempengaruhi iklim dimana organisasi beroperasi dan mempunyai
potensi menjadi kekuatan-kekuatan sebagai lingkungan eksternal mikro.
B. Pengertian Organisasi
Organisasi
adalah sekumpulan orang atau kelompok untuk mencapai sutau tujuan tertentu
dengan cara tertentu dan aturan tertentu. Secara umum tujuan dari pada
organisasi adalah untuk mencapai tujuan individu yang dilaksanakan dengan cara
berkelompok. Jenis dari pada organisasi sangat beragam, seperti: oraganisasi
keluarga, organisasi masyarakat, organisasi sekolah, organisasi politik,
organisasi internasional dan lain sebagainya. Setiap jenis organisasi ini
mempunyai tujuan dan mekanisme yang berbeda-beda.
Menurut
jenisnya organisasi dibedakan menjadi 2 yaitu:
1.
Organisasi profit
Suatu organisasi yang
mempunyai tujuan untuk mendapatkan profit/laba. Biasanya merupakan perusahaan
besar seperti perusahaan manufaktur, bank umum, perusahaan asuransi, perusahaan
ritel dan lain-lain, perusahaan kecil, koperasi dan perusahaan multinasional
yang berorientasi pada laba.
2.
Organisasi Nonprofit/Nirlaba
Organisasi yang mempunyai
tujuan tidak untuk mendapatkan profit/laba. Seperti pemerintah pusat,
pemerintah daerah, pemerintah kota, lembaga pendidikan negeri dan yayasan
sosial.
Setiap organisasi memiliki
arah yang dipandu dengan penetapan tujuan dan pencapaiannya memerlukan
manajemen. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian tujuan.
C.
Faktor- Faktor Eksternal Organisasi
Lingkungan eksternal sendiri
dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar lagi yakni lingkungan yang
sifatnya umum dan lingkungan khusus. Berikut uraian mengenai kedua hal
tersebut.
1.
Lingkungan umum
Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam
lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang
lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya berada di luar dan
terlepas dari operasi perusahaan.
Lingkungan ini hanya memiliki
sedikit dampak implikasi langsung bagi pengaturan suatu organisasi. Namun tetap
mampu mempengaruhi kebijakan strategi dari organisasi perusahaan. Faktor-faktor
lingkungan umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi ini meliputi
pertumbuhan ekonomi suatu Negara dan hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi
secara makro seperti: inflasi, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Namun pada
kenyataannya factor ini akan berkembang dan berimbas kepada ekonomi mikro yang
lebih spesifik, seperti:
1)
Para pesaing perusahaan sejenis atau sering disebut perusahaan
Kompetitor
2)
Langganan (Costumers)
3)
Pasar tenaga kerja, organisasi memerlukan karyawan dengan bermacam-macam
keterampilan
4)
Lembaga Keuangan
5)
Supplies (Pemasok bahan baku)
6)
Perwakilan pemerintah, hubungan organisasi dengan perwakilan pemerintah
dengan kompleks
Melihat uraian tersebut, maka
factor ekonomi suatu Negara secara global juga akan mempengaruhi kebijakan
perusahaan dalam menentukan arah dan langkah perusahaan.
b.
Faktor Sosial dan Politik
Perkembangan strata social
kemasyarakatan disuatu daerah akan mempengaruhi organisasi perusahaan.
Perkembangan politik Negara yang secara tidak langsung akan mempengaruhi
perkembangan ekonomi merupakan factor yang tidak dapat dipandang sebelah mata.
Organisasi perusahaan akan cenderung mengikuti perkembangan social politik yang
terjadi guna antisipasi terhadap berlangsungnya stabilitas dan kebijakan di
dalam organisasi perusahaan
c.
Faktor Peraturan dan Undang-undang (Faktor Hukum)
Kepastian hukum di dalam suatu
Negara merupakan moment yang sangat mempengaruhi pelaku pasar. Kebijakan Negara
yang dituangkan dalam Peraturan Perundang-Undangan secara tidak langsung akan
menentukan arah strategi perusahaan. Kepastian hukum merupakan factor yang
tidak bisa ditawar dan pasti akan sangat mempengaruhi sebuah perusahaan.
d.
Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi juga akan memberikan perubahan terhadap kebijakan perusahaan.
Efisiensi pada saat melakukan produksi dan distribusi juga sangat dipengaruhi
oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin berkembangannya hal
ini maka secara tidak langsung akan menuntut management perusahaan untuk
memilih yang terbaik bagi kepentingan perusahaan.
e.
Faktor Demografi
Faktor tempat dan situasi alam
juga tentunya tidak bisa dipisahkan. Kondisi alam dan tata letak perusahaan
yang berkaitan dengan alam akan membutuhkan kebijakan yang harus sesuai guna
menanggulangi ancaman yang berasal dari lingkungan dan alam.
Sehingga dapat disimpulkan
bahwa lingkungan umum tersebut adalah sekumpulan elemen-elemen dalam masyarakat
yang lebih luas yang mempengaruhi suatu industri dan perusahaan-perusahaan yang
ada di dalamnya.
2.
Lingkungan khusus
Lingkungan khusus adalah
serangkaian faktor-faktor yang merupakan ancaman dari pelaku bisnis baru,
supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara para
pesaing yang secara langsung mempengaruhi perusahaan.
Secara singkat, dapat
disimpulkan bahwa Lingkungan khusus adalah tingkatan dari lingkungan eksternal
organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki
dampak yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional
perusahaan.
Kekuatan-kekuatan yang
mempengaruhi persaingan industri sebagai berikut:
a.
Ancaman Masuknya Pendatang Baru
b.
Tingkat Rivalitas Di Antara Para Pesaing yang ada
c.
Tekanan dari Produk Pengganti
d.
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Substitusi)
e.
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
D. Permasalahan lingkungan
eksternal terhadap lembaga pendidikan
Permasalahan eksternal pendidikan di
Indonesia dewasa ini sesungguhnya sangat komplek. Hal ini dikarenakan oleh
kenyataan kompleksnya dimensi-dimensei eksternal pendidikan itu sendiri.
Dimensi-dimensi eksternal pendidikan meliputi:
1. Masalah Sosial
Ada sebuah adegium yang menyatakan bahwa
di dunia ini tidak ada yang abadi, semuanya berubah; satu-satunya yang abadi
adalah perubahan itu sendiri. Itu artinya, perubahan social merupakan peristiwa
yang tidak bisa dielakkan, meskipun ada perubahan social yang berjalan lambat
dan ada pula yang berjalan cepat.
Bahkan salah satu fungsi pendidikan,
sebagaimana dikemukakan dalam pembahasan fungsi pendidikan, adalah melakukan
inovasi-inovasi sosial, yang maksudnya tidak lain adalah mendorong perubahan
sosial. Fungsi pendidikan sebagai agen perubahan sosial tersebut, dewasa ini
ternyata justru melahirkan paradoks.
Kenyataan menunjukkan bahwa, sebagai
konsekuansi dari perkembangan ilmu perkembangan dan teknologi yang demikian
pesat dewasa ini, perubahan sosial berjalan jauh lebih cepat dibandingkan upaya
pembaruan dan laju perubahan pendidikan. Sebagai akibatnya, fungsi pendidikan
sebagai konservasi budaya menjadi lebih menonjol, tetapi tidak mampu
mengantisipasi perubahan sosial secara akurat.
Dalam kaitan dengan paradoks dalam
hubungan timbal balik antar pendidikan dan perubahan sosial seperti dikemukakan
di atas, patut kiranya dicatat bahwa negara-negara yang tidak mampu mengikuti
revolusi industri mutakhir akan ketinggalan dan berangsur-angsur kehilangan
kemampuan untuk mempertahankan kedudukannya sebagai negara merdeka. Dengan kata
lain, ketidak mampuan mengelola dan mengikuti dinamika perubahan sosial sama
artinya dengan menyiapkan keterbelakangan. Permasalahan perubahan sosial,
dengan demikian harus menjadi agenda penting dalam pemikiran dan praksis
pendidikan nasional.
2. Masalah Politik
Hubungan antara politik dan pendidikan
tampak demikian erat. Perkembangan kegiatan-kegiatan kependidikan banyak
dipengaruhi oleh para penguasa dan para penguasa memerlukan hubungan yang baik
dengan institusi-institusi pendidikan untuk membenarkan dan mempertahankan
kekuasaan mereka.
Menurut Albernetty dan Combe (1965) dalam
Agung Prihantoro (2000), bahwa hubungan timbal balik antara pendidikan dan
politik dapat terjadi melalui tiga aspek yaitu:
b. Pertama, pembentukan sikap kelompok
(group attitude) yaitu
pembentukan sikap kelompok, dalam arti rakyat Indonesia telah menjadi korban
imperialisme budaya, sehingga mereka cenderung menginginkan sistem pendidikan
secara terpisah.
c. Kedua,
masalah pengangguran (unemployment) yaitu dunia politik seseorang itu
dipersyaratkan harus mempunyai pendidikan yang cukup tinggi karena hanya publik
yang terdidiklah yang diminta turut serta bertanggung jawab dalam pembangunan
bangsa.
Sedangkan bagi mereka yang berpendidikan
rendah pengangguranlah baginya Peranan politik kaum cendekiawan (the political
role of the intelligentsia).
d.
ketiga, peranan politik kaum
cendekiawan, yaitu para
cendekiawan mempunyai peranan penting dalam politik, karena merekalah salah
satu yang menjalankan roda pemerintahan dan mereka pulalah yang mempengaruhi maju
mundurnya politik dalam suatu Negara.
Karena yang dinamakan cendekiawan pasti
dia adalah orang yang bersal dari kalangan ilmuan pendidikan yang sangat baik.
Sehingga dia bisa berpereb dalam dunia politik, yang mana proses dan
lembaga-lembega pendidikan memiliki banyak dimensi dan aspek politik. Sedangkan
lembaga-lembaga tersebut mempunyai fungsi penting dalam sistem politik dan
terhadap perilaku politik dalam bentuk yang berbeda-beda.
3. Masalah Ekonomi
Dalam rangka mencapai prestasi belajar anak
sudah barang tentu harus ditunjang oleh berbagai sarana dan media belajar
terutama dalam rumah tangga. Namun demikian, pemenuhan kebutuhan belajar anak
harus ditunjang oleh kecukupan dan kemantapan ekonomi keluarga. Ekonomi
keluarga sangat termasuk salah satu faktor keberhasilan dan kegagalan
pendidikan bagi anak.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono
bahwa “Faktor biaya merupakan faktor faktor yang sangat penting karena belajar
dan kelangsungannya sangat memerlukan biaya”. Misalnya untuk membeli alat-alat,
uang sekolah dan biaya lainnya. Maka keluarga yang miskin akan merasa berat
untuk mengeluarkan biaya yang bermacam-macam itu, karena keuangan dipergunakan
untuk mencukupi kebutuhan anak sehari-hari.
Lebih-lebih keluarga untuk dengan banyak
anak, maka hal ini akan merasa lebih sulit lagi. Keluarga yang miskin juga
tidak dapat menyediakan tempat untuk belajar yang memadai, di mana tempat
belajar itu merupakan salah satu sarana terlaksananya belajar secara efisien
dan efektif. Pembentukan pribadi dan sebagainya.
Upaya apapun yang dilakukan oleh para
pengelola sekolah dalam rangka menciptakan proses belajar mengajar yang efektif
dan efisien jika tidak ditunjang oleh ekonomi keluarga pihak siswa (orangtua
siswa), niscaya upaya itu akan sia-sia.
Misalnya, lengkapnya media belajar dan
sarana mengajar yang dimiliki oleh sebuah sekolah, akan tetapi sarana belajar
siswa di rumah kurang memadai, maka mungkin hanya proses mengajar saja yang
efektif dan efisien, tetapi proses belajar terutama belajar mandiri di rumah
tidak seperti apa yang diharapkan. Paradigma ini menunjukkan bahwa masalah
ekonomi dapat mempengaruhi proses belajar mengajar siswa baik di sekolah maupun
di rumah.
4. Masalah Budaya
Salah
satu budaya yang paling sederhana, dapat dilihat pada permasalahan perasaan
malu. Jika dulu perasaan malu dominan dalam kehidupan masyarakat, namun kini
perasaan tersebut semakin menipis dan menguap, sehingga melicinkan mereka untuk
melakukan hal-hal yang semula di pandang kurang bahkan tidak pantas.
Di antara pengaruh dunia Barat yang
tertanam pada bangsa kita, khususnya anak usia sekolah adalah sebagai berikut:
a. Selebmania Seleb berarti ternama, kesohor
atau figur.
Selebritis berarti orang ternama, kesohor
atau yang dijadikan figur, selebmania berarti pengagung berat tokoh-tokoh
ternama tersebut. Tokoh ternama yang dimaksud adalah artis atau mereka yang
terjun di dunia hiburan baik sebagai penyanyi, bintang film, sinetron, foto
model, peragawati, atau presenter dunia hiburan. Selebmania, kultusme atau
kekaguman yang berlebihan terhadap artis. Sekarang sudah menjadi wabah penyakit
baru dikalangan remaja modern, para remaja dengan tanpa melihat moral artis
tetap saja tergila-gila dengan sosok artis idolanya. Bahkan tak terbatas sampai
di sana, merekapun berlomba meniru artis pujaannya itu.
b. Premium Call HP memiliki perluang besar
untuk berbuat maksiat.
Dan tak dapat dipungkiri ada juga premium
call untuk tujuan positif premium call pada hakekatnya merupakan salah satu
kemudahan yang dihasilkan oleh jaringan komunikasi pintar (intellegent network)
dilingkungan PT melalui premium call dapat diperoleh berbagai informasi yang
mungkin diperlukan masyarakat yaitu informasi umum/layanan masyarakat, hiburan,
bisnis/ekonomi dan informasi langsung. Kenyataan di lapangan premium call
banyak disalah gunakan kini premium call bukan hanya sebagai alat komunikasi
saja.
Tetapi bentuk hand phone kini dianggap
sebagai asesoris untuk pelengkap penampilan sebagai penambah gaya, modis dan
trendy, mereka merasa malu/tidak gaul kalau tidak mempunyai alat tersebut, dan
dan mereka tidak mau ketinggalan zaman sehingga apa pun caranya mereka lakukan
untuk bisa membeli alat tersebut.
c. Diskotik Diskotik atau Pub
Ini sudah dikenal sejak zaman penjajahan.
Tempat ini sudah dimafhumi sebagai tempat maksiat. Diskotik bukan saja tempat
ajojing tapi juga khalwat, ikhtilat pamer aurat mejeng tak karuan. Bahkan
transaksi seks tempat tersebut dikenal pula sebagai tempat mabuk-mabukan dan
transaksi narkoba.
d. Punk Club
Ciri khas dari punk adalah celana jeans
sobek-sobek peniti cantel (safety pins) yang dicantelkan atau di kenakan di
telinga, pipi, aksesoris lain seperti swastika, kalung anjing, dan model rambut
spike-top dan mohican. Model rambut spike-top atau model rambut standar kaum
punk sementara model rambut mohican atau biasa disebut dengan mohawk yaitu
model rambut yang menggabungkan gaya spike-top dengan cukur di bagian belakang
dan samping untuk menghasilkan efek bentuk bulu-bulu yang tinggi, atau
sekumpulan krucut.
Kadang-kadang mereka mengecet rambutnya
dengan warna-warna cerah seperti hijau menyala, pink, ungu dan orange. Punk
adalah kelompok remaja radikal yang menentang berbagai bentuk kemapanan hidup
mereka ingin hidup bebas tanpa aturan. Dan danan yang tidak karuan seperti itu
bagi mereka sebuah kemajuan.
Para orang tua hendaknya dapat membentengi
putra-putrinya dengan pondasi moral yang kokoh agar anak tidak terjerumus dalam
kelompok berbahaya ini. Dan sesungguhnya masih amat sangat banyak budaya-budaya
di negara kita ini yang membuat pendidikan menjadi terabaikan, dan pemakalah
tidak mungkin memaparkan semuanya karena ada keterbatasan dari pemakalah.
5. Masalah Globalisasi
Globalisasi mengandung arti
terintegrasinya kehidupan nasional ke dalam kehidupan global. Dalam bidang
ekonomi, misalnya, globalisasi ekonomi berarti terintegrasinya ekonomi nasional
ke dalam ekonomi dunia atau global.
Bila dikaitkan dalam bidang pendidikan,
globalisasi pendidikan berarti terintegrasinya pendidikan nasional ke dalam
pendidikan dunia. Sebegitu jauh, globalisasi memang belum merupakan
kecenderungan umum dalam bidang pendidikan.
Namun gejala ke arah itu sudah mulai
nampak. Sejumlah SMK dan SMA di beberapa kota di Indonesia sudah menerapkan
sistem Manajemen Mutu (Quality Management Sistem) yang berlaku secara
internasional dalam pengelolaan manajemen sekolah mereka, yaitu SMM ISO
9001:2000; dan banyak diantaranya yang sudah menerima sertifikat ISO. Oleh
karena itu, dewasa ini globalisasi sudah mulai menjadi permasalahan aktual
pendidikan.
Permasalahan globalisasi dalam bidang pendidikan
terutama menyangkut output pendidikan. Seperti diketahui, di era globalisasi
dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma tentang keunggulan suatu negara,
dari keunggulan komparatif (Comperative adventage) kepada keunggulan kompetitif
(competitive advantage). Keunggulam komparatif bertumpu pada kekayaan sumber
daya alam, sementara keunggulan kompetitif bertumpu pada pemilikan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas.
Dalam konteks pergeseran paradigma
keunggulan tersebut, pendidikan nasional akan menghadapi situasi kompetitif
yang sangat tinggi, karena harus berhadapan dengan kekuatan pendidikan global.
Hal ini berkaitan erat dengan kenyataan bahwa globalisasi justru melahirkan
semangat cosmopolitantisme dimana anak-anak bangsa boleh jadi akan memilih
sekolah-sekolah di luar negeri sebagai tempat pendidikan mereka, terutama jika
kondisi sekolah-sekolah di dalam negeri secara kompetitif under-quality
(berkualitas rendah). Kecenderungan ini sudah mulai terlihat pada tingkat
perguruan tinggi dan bukan mustahil akan merambah pada tingkat sekolah
menengah.
Bila persoalannya hanya sebatas tantangan
kompetitif, maka masalahnya tidak menjadi sangat krusial (gawat). Tetapi salah
satu ciri globalisasi ialah adanya “regulasi-regulasi”. Dalam bidang pendidikan
hal itu tampak pada batasan-batasan atau ketentuan-ketentuan tentang sekolah
berstandar internasional.
Pada jajaran SMK regulasi sekolah
berstandar internasional tersebut sudah lama disosialisasikan. Bila regulasi
berstandar internasional ini kemudian ditetapkan sebagai prasyarat bagi output
pendidikan untuk memperolah untuk memperoleh akses ke bursa tenaga kerja
global, maka hal ini pasti akan menjadi permasalah serius bagi pendidikan
nasional.
Globalisasi memang membuka peluang bagi
pendidikan nasional, tetapi pada waktu yang sama ia juga mengahadirkan
tantangan dan permasalahan pada pendidikan nasional. Karena pendidikan pada
prinsipnya mengemban etika masa depan, maka dunia pendidikan harus mau menerima
dan menghadapi dinamika globalisasi sebagai bagian dari permasalahan pendidikan
masa kini.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Permasalahan pendidikan di Indonesia masa
kini sesungguhnya sangat kompleks. Makalah ini dengan segala keterbatasannya,
hanya sempat menyoroti beberapa masalah eksternal saja diantaranya dimensi
sosial, politik, ekonomi, budaya, dan juga dimensi global. Hal ini tentu saja
menyarankan bahwa pemecahan terhadap permasalahan-permasalahan pendidikan tidak
bisa dilakukan secara parsial; yang merupakan pendekatan terpadu.
Bagaimanapun, permasalahan-permasalahan di
atas yang belum merupakan daftar lengkap, harus kita hadapi dengan penuh
tanggung jawab. Sebab, jika kita gagal menemukan solusinya maka kita tidak bisa
berharap pendidikan nasional akan mampu bersaing secara terhormat di era globalisasi
dewasa ini.
- Saran
Permasalahan yang ada dalam dunia
pendidikan saat ini marilah kita jadikan pelajaran untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di negara Indonesia, sehingga citra pendidikan bangsa ini menjadi
contoh bagi negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib. 2010. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kencana.
Agung Prihantoro dan Fuad Arief. 2000. Politik
Pendidikan (Kebudayaan, kekuasaan dan pembebasan). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ahmad D. Marimba. 1987. Pengantar
filsafat pendidikan islam. Yogyakarta: Kota kembang.
Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi
pendidikan. Jakarta: Rieneka Cipta.
Bukhori Umar. 2010. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Amzah.
Engkoswara dan Aan Komariah. 2010. Administrasi
Pendidikan. Bandung; Alfabeta.
Fakih. Mansour. 2000. Runtuhnya Teori
Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Insist Press dan Pustaka Pelajar.
Kuntowijoyo. 2001. Budaya dan
Masyarakat. Yogyakarta: Tiara wacana.
Kurniawan dan
Ernie. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Muhadjir. Noeng. 1987. Ilmu Pendidikan
dan Perubahan Social (Suatu Teori Pendidikan). Yogyakarta: Reka Sarasih.
Sedarmayanti. 2014. Manajemen Stategik.
Bandung: Refika Aditama.
Singgih Iswara. 2009. Perencanaan
Strategik dan Esensi Manajemen. Surabaya: Palanta Press.
Thanks
BalasHapus