Administrasi dalam Supervisi Pendidikan
Administrasi dalam Supervisi Pendidikan
Oleh : Ja’far Shodiq (15170012)
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang
2016
A.
Apakah administrasi pendidikan itu?
Dalam dunia
pendidikan, administrasi mulai dikenal sejak abad ke 20, tepatnya setelah
perang dunia II. Pada saat itu administrasi pendidikan mulai dikembangkan oleh
negara maju, Karena mempertimbangkan bahwa pentingnya pendidikan bagi
perkembangan Negara tersebut. Di Indonesia mungkin agak telat, baru tahun 60’
an, administrasi pendidikan dipernenalkan oleh IKIP, dan dimasukkan dalam
kurikulum serta dijadikan sebagai bahan ujian SPG/SGA. Oleh karena itu memang
administrasi pendidikan belum tertalu menjamur dalam system pendidikan di
Indonesia, dibandingkan dengan negara-negara “tetangga” seperti Malaysia yang
notabenya mereka dahulu-lah yang “berguru” ke negara kita. Namun saat ini
Malaysia malah melampaui kita dalam segi pendidikan. Karena “mereka” sudah sangat
menyadari akan pentingnya administrasi pendidikan.
Maka dari itu,
pentingnya administrasi pendidikan dapat digunakan sebagai pendongkrak kemajuan
suatu negara lewat jalur pendidikan.
Meskipun
administrasi pendidikan mempunyai goal atau tujuan akhir untuk mencapai tujuan
bersama, pada dasarnya administrasi pendidikan berbeda dengan penddikan. Tidak
semua kegiatan pencapaian tujuan bersama itu adalah administrasi pendidikan.
administrasi pendidikan ialah segenap prosespengerhan dan pengintegrasian segala
sesuatu baik berupa personil, material, maupun spiritual, yang bersankutan
dengan pencapaian tujuan pendidikan.
Istilah lain yang
hamper sama dengan administrasi pendidikan adalah manajemen. Hanya saja
dewasa ini istilah manajemen lebih terkenal dalam bidang bisnis amupun bidang
ekonomi, bukan pada bidang pendidikan. Memang dari awal kemunculan ilmu
menejemen diawali dengan adanya konflik ekonomi pada negara maju setelah perang
dunia ke II. Namun adanya penggunaan system manajemen sendiri sudah ada sejak
zaman Nabi, dibuktikan dengan proses pembangunan Ka’bah oleh N. Ibrahim As.
Tanpa adanya menejemen yang bagus, Ka’bah tidak akan berdiri kokoh sampai saat
ini.
Bahkan para ilmuan
telah menemukan pembuktian menejemen jauh sejak sebelum masehi. Bahan atau
wujud menejemen masih berdiri gagah dengan hebat. Yakni terletak pada benua
Afrika, yaitu berdirinya Piramida dan Spinx di Mesir. Di negeri China juga
berdiri kokoh Tembok china yang difungsikan sebagai tembok pembendung serangan
dari bangsa Mongolia.
B.
Kepemimpinan dalam Pendidikan.
Mengutip dari bukunya Ngalim Purwanto, menurut Prajudi Atmosudirjo,
kepemimpinan mempunyai beberapa asumsi seperti berikut :
1.
Kepemimpinan
beasal dari sifat bawaan seorang pemimpinya, bagaimana seorang pemimpin mampu
memberikan banyak pengaruh positif. Dalam artian pemimpin harus mempunyai sikap
yang berwibawa sehingga mampu mendorong kelompoknya untuk meneladani sikap
bagusnya tersebut.
2.
Kepemimpinan
dapat juga disebut sebagai asal muasal suatu kegiatan yang mana kegiatan tersebut
dapat mengubah pandangan perorangan atau kelompok secara mental, baik berupa
hubungan yang bersifat formal maupun non formal.
3.
Kepemimpinan
merupakan sebuah seni, kesanggupan ataupun teknik untuk membuat sekelompok
orang bawahan mampu atau mau untuk mengikuti kehendak pemimpin sehingga
mempermudah dalam menggapai tujuan bersama.
C.
Apakah Supervisi itu?
Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey
menyatakan supervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki
pengajaran.
Dalam Dictionary of Education,
Good Carter memberikan definisi sebagai berikut: supervisi adalah segala usaha
dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas pendidikan
lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk memperkembangkan pertumbuhan
guru-guru,
menyeleseikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan-bahan
pengajaran dan metode mengajar dan penilaian pengajaran.
Supervisi merupakan upaya untuk
membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi agar
mereka dapat melaksanakan tugaskegiatan yang telah ditetapkan secara efisien
dan efektif (Sudjana D,2004).
Fungsi atau tugas supervisi ialah sebagai
berikut :
1. Menjalankan
aktifitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan, sebagai kegiatan
pendidikan di sekolah dalam segala bidang
2. Menentukan
syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi pendidikan di sekolah
3. Menjalankan
aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan hambatan-hambatan.
Atau dengan singkat bahwa fungsi
utama dari supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran.Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, maka Swearingen memberikan fungsi supervisi
sebagai berikut :
1. Mengkoordinir semua usaha sekolah
2. Memperlengkapi kepemimpinan
sekolah
3. Memperluas pengalaman guru-guru
4. Menstimulir usaha-usaha yang
kreatif
5. Memberikan fasilitas dan
penilaian yang terus-menerus
6. Menganalisis situasi belajar dan
mengajar
7. Memberikan pengetahuan/skill
kepada setiap anggota staf
8. Membantu meningkatkan kemampuan
mengajar guru-guru
Tujuan supervisi adalah memberikan
bantuan kepada bawahan secara langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang
cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik dan
mengorientasi, melatih kerja, memimpin, memberi arahan, dan mengembangkan
kemampuan personil.
Menurut WHO,1999, tujuan dari
pengawasan yaitu:
1) Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan dalam tempo yang diberikan dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia.
2) Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan para
pekerja kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan dan pemahaman serta mengatur
pelatihan yang sesuai.
3) Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi penghargaan
atas pekerjaan yang baik dan mengenali staf yang layak diberikan kenaikan
jabatan dan pelatihan lebih lanjut.
4) Memungkinkan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi pekerja
telah cukup dan dipergunakan dengan baik.
5) Memungkinkan manajemen menentukan penyebab kekurangan-kekurangan
pada kinerja tersebut.
Menurut Danim (159-163:2011), olivia
(1984) bahwa, peran supervisor pembelajaran ada empat.
a. sebagai koordinator, yaitu mengkoordinasi program-program dan
bahanbahan yang di butuhkan untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses
pembelajaran dan harus membuat laporan mengenai pelaksanaan programprogram
pembelajarannya.
b. sebagai konsultan, supervisor harus memiliki kemampuan sebagai
spesialis dalam masalah kurikulum, metodologi pembelajaran,dan pengembangan
staf,sehingga supervisor dapat membantu guru baik secara individual maupun
kelompok.
c. sebagai pemimpin kelompok (group leader),supervisor harus
mempunyai kemampuan memimpin ,memahami dinamika kelompok, dan menciptakan
berbagai bentuk kegiatan kelompok.
d. sebagai evaluator, supervisor dapat memberikan bantuan pada guru
untuk dapat mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dan kurikulum serta harus
mampu mengidentivikasi permasalahan yang di hadapi guru, membantu melakukan
penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran.
Menurut Danim, Sudarwan (166:2011)
sebagai berikut:
1. Supervisi
memberikan rasa aman kepada pihak yang di supervisi.
2. Supervisi
bersifat konstruksif dan kreatif.
3. Supervisi
bersifat realistis, yaitu di dasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
4. Pelaksanaan
kegiatan supervisi bersifat sederhana, dalam makna tidak menyulitkan
proses,mengganggu tugas guru, bahkan melahirkan frustasi.
5. Selama
pelaksanaan supervisi terjalin hubungan profesional, bukan didasarkan atas
hubungan pribadi.
6. Supervisi di
dasarkan atas kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang di
supervisi.
Menurut Sahertian (2008: 20),
supervisi memiliki prinsip-prinsip yang harus
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Prinsip
Ilmiah (scientific). Prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a) Kegiatan
supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan
pelaksanaan proses belajar mengajar.
b) Untuk
memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data.
c) Setiap
kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.
2. Prinsip
Demokratis Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan
martabat guru, bukan berdasarkan atas bawahan, melainkan berdasarkan rasa
kesejawatan.
3. Prinsip
Kerja sama Mengembangkan usaha bersama, atau menurut istilah supervisi sharing
of idea, sharing of experience, memberi support mendorong, dan menstimulasi
guru sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4. Prinsip
konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi
dalam mengembangkan potensi kreatifitas jika supervisi mampu menciptakan
suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.
Selain empat prinsip supervisi diatas, juga terdapat prinsip supervisi menurut Gunawan
(2002: 196).
1. Prinsip
fundamental/dasar
Setiap
pemikiran, sikap, dan tindakan seorang supervisor harus berdasar/berlandaskan
pada sesuatu yang kukuh, kuat serta dapat dipulangkan kepadannya.
2. Prinsip
praktis
Dalam
pelaksanaan sehari-hari seorang supervisor berpedoman pada prinsip positif dan
prinsip negatif.
Prinsip positif seorang supervisor,
antara lain sebagai berikut.
a) Supervisi harus konstruktif dan
kreatif
b) Supervisi harus harus dilakukan
berdasarkan hubungan profesional, bukan berdasar hubungan pribadi.
c) Supervisi hendaknya progresif,
tekun, sabar, tabah, dan tawakal.
d) Supervisi hendaklah dapat
mengembangkan potensi, bakat, dan kesanggupan untuk mencapai kemajuan.
e) Supervisi hendaklah senantiasa
memperhatikan kesejahteraan dan hubungan baik yang dinamik.
Sementara prinsip negatif seorang supervisor, antara lain sebagai
berikut :
a) Supervisi tidak boleh memaksakan
kemauannya kepada orang-orang yang disupervisi.
b) Supervisi tidak boleh dilakukan
berdasarkan hubungan pribadi, keluarga, pertemanan, dan sebagainya.
c) Supervisi hendaknya tidak menutup
kemungkinan terhadap perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawahannya dengan
dalih apapun. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil dan
mendesak bawahan.
D.
Beberapa komponen Pendidikan dan Tugas-tugasnya
Sebagai seorang supervisor, pemimpin
harus mempunyai kecakapan dalam megatur jalanya roda administrasi dalam sebuah
lembaga Pendidikan.
Dalam mengatur sebuah organisasi,
supervisor harus mampu memahami kebutuhan seorang pegawai/bawahannya, baik itu
berupa kebutuhan secara moral maupun material. Namun, dalam menganalisis
kebutuhan tersebut, akan lebih mudah bagi supervisor apabila mengerti dan telah
memahami tugas tugas bawahannya,
Bukan hanya dalam memenuhi
kebutuhan, namun juga dapat digunakan sebagai bahan pengawasan, apakah terjadi
penyimpangan ataupun malah bawahan dapat melaksanakan tugas dengan perfect. Berikut
beberapa komponen komponen pendidikan beserta tugasnya;
1.
Administrator Pendidikan
a.
Menetapkan tujuan pendidikan
b.
Membuat kebijakan
c.
Menentukan peran dan tugas
masing-masing anggota.
d.
Mengkoordinasikan fungsi
administratif.
e.
Menaksir efektivitas
f.
Bekerja dengan kepemimpinan
masyarakat untuk meningkatkan perbaikan pendidikan.
g.
Menggunakan sumber pendidikan dari
masyarakat.
h.
Melibatkan orang lain (bekerja dalam
kelompok) dan melakukan komunikasi.
2.
Bidang Pengajaran dan Kurikulum
a.
Mempersiapkan perumusan tujuan
kurikulum
b.
Mempersiapkan penentuanisi dan
organisasi kurikulum
c.
Menghubungkan kurikulum dengan
waktu, fasilitas fisik dan personil yang tersedia
d.
Mempersiapkan bahan, sumber dan
perlengkapan bagi program pengajaran
e.
Mempersiapkan program supervise
pengajaran
f.
Mempersiapkan program supervise
pengajaran
g.
Mempersiapkan program pendidikan
dalam jabatan bagi guru
3.
Bidang Murid
a.
Merintis dan memelihara system
perhitungan dan kehadiran murid.
b.
Mempersiapkan program orientasi bagi
murid.
c.
Mepersiapkan program bimbingan dan
penyuluhan.
d.
Mepersiapkan pelayanan kesehatan.
e.
Mepersiapkan pelayanan administrasi
murid.
f.
Mempersiapkan pelayanan informasi
tentang pekerjaan dan pendidikan
g.
Mepersiapkan pelayanan penempatan
bekerja dan pelayanan lanjutan bagi murid.
h.
Mengatur prosedur penilaian dan
interpretasi pertumbuhan murid secara kontinu
i.
Mengatur tatadisiplin murid
j.
Mengembangkan dan mengkoordinasikan program
kegiatan murid
4. Bidang
kepemimpinan masyarakat sekolah
a.
Membantu menciptakan kesempatan bagi
masyarakat untuk mengenal komposisinya.
b.
Membantu masyarakat untuk mengenal potensinya
melalui penggunaan SDA dan SDM.
c.
Menentukan layanan pendidikan.
d.
Membantu pembuatan dan pelaksanaan rencana
perbaikan kehidupan masyarakat.
e.
Menentukan dan memberikan jasa yang
dapat disediakan oleh sekolah dalam perbaikan masyarakat bersama dan melalui kerjasama
denganl embaga-lembaga lain.
f. Memungkinkan
pemeriksaan kembalis ecara berkesinambungan rencana dan kebijakan untuk perbaikan
masyarakat terutama yang berhubungan dengan jasa yang diberikan sekolah.
5. Bidang
Personil sekolah
a.
Mempersiapkan perumusan kebijakan
personil
b.
Mepersiapkan rekrut personil
c.
Memilih dan menugaskan personil
d.
Meningkatkan kesejahteraan personil
e.
Mengembangkan system pencatatan
personil
f. Mendorong
dan menyediakan kesempatan bagi pertumbuhan professional personil
6. Bidang
gedung Sekolah
a. Menentukan
kebutuhan akan fasilitas fisik sekolah
b. Menyusun
dan melaksanakan rencana bagi pertumbuhan dan peningkatan fasilitas fisik sekolah.
c. Menyusun
program pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas fisik sekolah yang efisien.
7. Organisasi
dan Struktur
a. Membangun
hubungan kerja dengan lembaga-lembaga setempat untuk menyediakan layanan yang
diperlukan oleh system sekolah.
b. Bekerjasama
dengan dewan pendidikan dalam merumuskan kebijakan dan rencana sekolah.
c. Menugaskan
unit operasiona lyang sesuai pada system sekolah.
d. Mengembangkan
organisasi personil untuk melaksanakan tujuan program sekolah.
e. Mengatur
kelompok professional dan orang bukan ahli untuk berpartisipasi dalam perencanaan
pendidikan dan kegiatan pendidikan.
8. Bidang
keuangan sekolah
a.
Mengatur personil tata usaha
b.
Menentukan sumber keuangan sekolah
c.
Mengatur gaji personil
d. Mempersiapkan anggaran
pembiayaan
e.
Mengelola penggunaan uang dan penyelesaian
piutang
f.
Mengelola pembelian sekolah
g.
Mepertanggungjawabkan harta kekayaan
dan keuangan sekolah
h.
Menyediakan program-program asuransi
sekolah
i.
Menyediakan system pertanggungjawaban
internal
9. Bidang
angkutan sekolah
a.
Menentukan kebutuhan sekolah dan angkutan
layanan transportasi.
b.
Meperoleh perlengkapan dan perbekalan
melalui pembelian dan kontrak yang disetujui.
c.
Mengatur dan menyediakan system pemeliharaan
angkutan sekolah yang efisien.
d. Mengatur
keamanan murid, personil dan perlengkapan
E. Kesimpulan
‘tidak ada gading
yang tek retak” begitu ungkapan yang pantas diungkapkan al-faqir dalam
penulisan artikel ini, mungkin banyak sekali kesalahan baik berupa penulisan
atau secara redaksi, namun al-faqir berharap bahwa dengan diterbitkan
artikel ini, mampu lebih menyadarkan para tenaga pendidik bahwa pentingnya
administrasi dan supervise bagi pendidikan. Al-faqir hanya berharap
bahwa artikel ini dapat bermanfaat pada masyarakat pada umumnya dan dalam
bidang pendidikan pada khususnya. Karena memang “sebaik-baik manusia adalah
yang dapat bermanfaat bagi orang disekelililngnya”. Dari kutipan di atas, al-faqir
selalu berdoa bahwa artikel ini dapat dimanfaatkan dengan bijak. Al-faqir
menutup artikel ini dengan bacaan S. Al-Fatihah dengan harapan dapat
menularkan pehala, serta dapat menularkan energy positif. Sekian terimakasih
Wassalamualaikum.
F. Referensi
·
Purwanto Ngalim,2014 Administrasi
dan Supervisi Pendidikan, Remaja Rosidakarya, Bandung
·
Mone Bertarina dkk, 2014 Makalah
administrasi pendidikan “supervisi”, Universitas Tribuana Tungga Dewi,
Malang
·
Muslikhah Dwihartanti, 2012, Prinsip Pengelolaan Administrasi Keuangan,
Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta
Sunarta,
2001,Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, Dan Aplikasi), Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
Komentar
Posting Komentar