Sedikit Mengintip Kolaborasi Imam Agung


Sebagai seorang pribadi muslim yang tinggal di Indonesia, tentu sudah taka sing lagi dengan tokoh Ahmad Dahlan dan juga Hasyim Ashy’ari. Dua tokoh super power tersebut telah mendedikasikan seluruh jiwa dan raganya untuk agama Islam. Banyak pemikiran islam yang dituangkan dalam sebuah karya tulisan maupun cipta budaya.
Beliau KH. Ahmad Dahlan (Yogyakarta, 1868-1923) dikenal sebagai pendiri organisasi Islam Muhammadiyah (18 November 1912/8 Dzullhijjah 1330). KH. Ahmad Dahlan Beliaulah Muhammad Darwis bin Abu Bakar bin Muhammad Sulaiman bin Murtadha bin Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru Sapisan bin Sulaiman (Ki Ageng Gribig) bin Muhammad Fadhlullah (Prapen) bin Maulana ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri).
Sedangkan KH. Hasyim Ashy’ari (Jombang, 1875-1947) dikenal sebagai pendiri organisasi Islam Nahdatul Ulama (31 Januari 1926/16 Rajab 1344). Beliaulah Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abu Sarwan bin Abdul Wahid bin Abdul Halim bin Abdurrahman (Pangeran Samhud Bagda) bin Abdul Halim (Pangeran Benawa) bin Abdurrahman (Jaka Tingkir) bin Maulana ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri). Jadi antara KH. Ahmad Dahlan Dan KH. Hasyim Ashy’ari merupakan anak turun dari Maulana ‘Ainul Yaqin atau lebih akrab dengan sebutan Sunan Giri.
“Islam secara normatif harus dipahami secara tepat, dan pada tahap implementasinya. memerlukan kecerdasan umatnya untuk menerjemahkan dalam konteks yang berbeda-beda. . Ketika pengertian tentang (agama) Islam sudah dipahami sebagaimana mestinya, lalu diarahkan kembali tentang pengetahuan agama, agar dapat dilaksanakan secara proporsional.” Itulah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Muhammadiyah. Secara garis besar, muhammadiyah dibangun dan berkembang melalui kajian kajian ilmu (agama).
Jika Muhammadiyah dengan karakteristik yang lebih cocok dengan masyarakat kota yang notabene mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi dan menyukai kajian-kajian ilmu (agama), Nahdatul Ulama yang kita kenal lebih “luwes” dengan masyarakat desa yang notabene lebih menyukai amaliah-amaliah (agama).
Sebagian cendekiawan muslim Indonesia menyimpulkan bahwa, sebagian besar pokok dasar pemikiran Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama adalah sama, yakni menganut landasan Ahlus sunah wal jamaah. Dan juga dua imam besar ini pernah satu bangku dalam menuntut ilmu kepada Syaikh Khatib al-Minangkabawi di Makkah sana. Tentunya, jia mereka mempunyai guru yang sama, pastilah mendapat dasar-dasar ilmu agama yang sama. Hanya saja dalam berdakwah mempuyai jalan dan ciri khas masing masing. KH. Hasyim Ashy’ari dengan metode merangkul masyarakat dengan terlebih dahulu mengambil hatinya, sehingga banyak mendapat simpati dari masyarakat. KH. Ahmad Dahlan dengan melakukan kajian-kajian ilmu Islam, sehingga tak sedikit muridnya yang pandai dalam ilmu agama.
Jika saja setiap pribadi muslim Indonesia mampu bersatu dan mampu memandang perbedanaan sebagai rohmat. Maka berjayalah Islam di muka bumi ini. Katakanlah jika umat islam mempunyai keluasan ilmu seperti KH. Ahmad Dahlan. Dan juga mempunyai sifat luwes dari KH. Hasyim Ashy’ari yang lebih merangkul masyarakat. Tentunya, selain mempunyai kuantitas yang banyak, umat islam juga akan mempunyai kualitas yang bagus.

Malang, 28.3.2k17

Komentar

Postingan Populer